Egois,
Terdengar sangat egois.
Ketika kita ingin menjadi pahlawan bagi orang lain. Meskipun hati kita terasa benar, meskipun arahnya adalah untuk kebaikan seseorang. Tapi ingin menjadi seseorang dengan peran yang tidak sejatinya diberikan pada kita, hanya akan menimbulkan beban hati. Juga tinggi hati.
Aku melihat mereka yang belum mengingat Tuhan, dan lupa bahwa aku pun karakter antagonis yang sama, yang berupaya untuk menyelematkan mereka, dengan mencoba memasukkan Tuhan dalam sisip-sisip pikiran mereka yang bercelah.
Lalu aku memandang WajahNya, dibawah lilin menyala seusai mendengar FirmanNya. Katanya,
"Keselamatan adalah tanggung jawab masing-masing orang. Kamu bisa membantunya, mendorongnya, tapi jika dia sendiri yang tidak menginginkannya, maka hanya doa yang bisa menjangkaunya."
Aku menuliskan ini tidak untuk seorang dua orang, semua, yang selalu aku pedulikan hidupnya. Tapi rupanya, memaksakan Tuhan dan segala ajaranNya didalam diri mereka hanya akan mengundang lara. Kita merasa tersakiti ketika mereka tak peduli, dan mereka merasa kita menggurui dan lupa berkaca dengan kekurangan diri.
Aku mau berdoa Tuhan,
Untuk semua orang agar Roh Kudus menyentuh hatinya,
Lantas dengan sadar mencintaiMu sepenuhnya, tanpa dibantah oleh masalah, tanpa khawatir dihujani keji dunia, percaya padaMu sepenuhnya.
Ungkapan ini memang berbeda-beda, satu dan yang lain beda caranya
Tapi setidaknya inspirasi itu datang dari Roh Kudus adanya, bukan egoisme manusia
Ya, aku, manusia
Yang egois ingin menjadi yang pertama dan terutama
Maafkan aku juga untuk keburukan hati ini
Sikap melukai yang tak kunjung berhenti; malah terulang kembali
Semoga, ke-akuan berubah menjadi aku yang peduli
Sehingga Tuhan jadi lebih besar dan aku yang lebih kecil.
Comments
Post a Comment